Padahal jika kita telusuri lebih lanjut, ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh ketika kita sudah mencintai produk Indonesia, diantaranya: 1. Produksi dalam negeri meningkat. 2. Menambah besar skala usaha dalam negeri. 3. Menambah jumlah investasi di Indonesia. HALAMAN :
404 Not Found - NotFoundHttpException 1 linked Exception ResourceNotFoundException » [2/2] NotFoundHttpException No route found for "GET /Money/analisis-swot-usaha-croffle-6370662" [1/2] ResourceNotFoundException Logs Stack Trace Plain Text
Apayang kurang, kekurangannya. Tentu saja, kita harus segera meningkatkan, dan kekuatan kita harus dimanfaatkan," terang Presiden Joko Widodo kala itu. Selain dua hal tersebut, sebenarnya ada sejumlah alasan lain kenapa orang Indonesia harus mulai menggunakan produk dalam negeri seperti sebagai berikut: 1. Lebih Ekslusif.
Mari Kita Budayakan Cinta Produksi Dalam Negeri JAKARTA, KOWANI — Alangkah banyak alasan untuk mencintai produksi dalam negeri, dan sudah merupakan keharusan bagi warga negara untuk mencintai produk-produk dalam negeri agar produk dalam negeri sendiri bisa bersaing di kancah internasional. Namun ternyata sebagian masyarakat Indonesia sering merasa lebih berkelas ketika memakai produk berlabel luar negeri, buatan rumah fashion ternama misalnya. Padahal pada kenyataannya, kini banyak produk dalam negeri yang justru menjadi pemasok merk-merk mahal dan terkenal dari luar negeri. Pertanyaannya, mengapa negara-negara maju itu tertarik menggunakan barang lokal untuk merk dagang mereka yang mendunia? Bukankah orang Indonesia sendiri mengatakan bahwa produk lokal merupakan barang kelas dua atau bahkan kelas tiga? Sudah seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia lebih mencintai produk dalam negeri, karena brand dunia pun sudah mengakui kualitas barang lokal kita. Saat ini yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan adalah ancaman terhadap aset negara berupa budaya dan produk lokal yang telah menghadapi perdagangan bebas. Indonesia telah menyetujui adanya kerjasama perdagangan bebas ASEAN-CHINA yang dikenal dengan ACFTA. Oleh karena itu mari kita coba menyoroti dampak perdagangan bebas pada pasar Indonesia dan kaitannya dengan rasa cinta pada tanah air yang diwujudkan dengan “Cinta Produksi Dalam Negeri”. Cinta produk Indonesia dapat menjadi gambaran betapa besarnya rasa cinta masyarakat pada bangsa ini. Bayangkan, ketika seluruh rakyat Indonesia dengan penuh kesadaran mengkonsumsi produk-produk buatan lokal di tengah derasnya arus barang impor dari luar negeri. Secara tak langsung, konsumsi yang begitu besar akan meningkatkan pendapatan pengusaha lokal bahkan pendapatan nasional. Diharapkan pula dengan keuntungan tersebut pelaku usaha akan terus meningkatkan mutu produk-produknya sebagai timbal balik dari kepercayaan publik dalam negeri. Selain itu, permintaan produk lokal yang tinggi tentu menuntut peningkatan jumlah produksi yang juga akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi jutaan rakyat Indonesia. Beberapa hal di atas mungkin hanya sebagian kecil dari pentingnya rasa cinta tanah air yang diwujudkan dengan “Cinta Produk Dalam Negeri”. Agaknya kita perlu belajar dari masyarakat Jepang yang sangat loyal terhadap barang-barang buatan negaranya meskipun tidak sedikit barang dari luar negeri yang masuk. Karena mereka percaya dengan membeli produk dalam negeri adalah suatu cara membantu negaranya untuk menjadi bangsa yang besar. Namun begitupun seharusnya pelaku usaha di tanah air bisa lebih memahami keinginan masyarakat kita yang tidak mau “ditipu” dengan dijualnya suatu barang yang harganya tidak sebanding dengan mutunya. Maka perlu bagi para pelaku usaha untuk senantiasa meningkatkan mutu dan pelayanan terhadap konsumen dalam negeri, sehingga masyarakat tidak akan ragu memilih untuk menggunakan produk-produknya. Pemerintah juga tidak boleh lepas tangan, dalam hal ini peran pemerintah sebagai teladan sangat diharapkan. Karena bagaimana mungkin masyarakat diminta untuk mencintai produk dalam negeri kalau pejabat pemerintahan sendiri ternyata lebih senang memakai produk-produk luar negeri. Dari sudut pandang sumber daya manusia, sebenarnya kualitas orang-orang Indonesia tidak kalah dibandingkan dengan orang-orang di negara-negara maju, jika saja benar-benar mau belajar. Hal ini terbukti dengan banyaknya tokoh-tokoh dan cendikiawan yang berasal dari negara kepulauan terbesar di dunia ini. Namun kemauan saja tidak cukup, fasilitas pendukungnya pun harus mumpuni. Hal inilah yang harus menjadi sorotan. Bahwa dalam proses belajarnya, orang-orang Indonesia belum mendapatkan fasilitas yang memadai, belum maksimalnya akses informasi dari masyarakat di pedalaman. Serta yang tidak boleh dilupakan juga adalah asupan gizi sebagian besar masyarakat yang jauh dari pemenuhannya karena alasan ekonomi. Beberapa gambaran diatas menjadi mata rantai permasalahan yang saling terkait yang membuat kualitas orang-orang Indonesia lebih rendah jika dibandingkan dengan orang-orang di negara-negara maju. Kualitas masyarakat yang rendah juga berakibat pada rendahnya mutu atau kualitas produk barang maupun jasa yang dihasilkan. Hal ini karena belum maksimalnya penerapan sebuah teknologi dalam proses produksi. Kebanyakan masyarakat hanya mengandalkan pengalaman saja tanpa diiringi penguasaan konsep dan teknologi yang membuat tidak maksimalnya proses produksi. Permasalahan yang selanjutnya adalah dalam menjalankan proses produksinya, pelaku usaha di tanah air selalu dibayang-bayangi masalah finansial atau pendanaan proses produksi. Untuk menyelesaikan masalah ini, pemerintah telah memberikan bantuan dengan mengucurkan dana usaha bagi pengusaha kecil dan menengah. Namun, yang harus disoroti adalah bahwa bantuan-bantuan yang ditujukan kepada kalangan pengusaha kecil dan menengah itu belum termanfaatkan dengan maksimal. Karena ternyata dalam penyalurannya, bantuan tersebut banyak yang salah sasaran. Sehingga wajar saja bila pengusaha kecil dan menengah tidak dapat berbuat banyak untuk menyikapi masalah pedanaan ini. Secara tidak langsung keadaan ini mengganggu proses produksi yang membuat mereka lebih memilih untuk menekan biaya produksi hingga seminimal mungkin. Misalnya saja dengan menggunakan bahan baku yang kualitasnya dibawah standar yang seharusnya serta penggunaan teknologi konvensional yang membuat proses produksi tidak maksimal. Dua permasalahan klasik diatas merupakan sebagian kecil dari hambatan-hambatan yang membuat produk-produk dalam negeri menjadi lebih rendah mutunya jika dibandingkan dengan produk-produk yang diproduksi negara-negara maju. Hal ini tentunya menjadi ancaman serius bagi pelaku usaha nasional karena kita telah memasuki gerbang perdagangan bebas. Sedangkan pada perdagangan bebas itu diharapkan barang-barang produksi anak bangsa mampu menyaingi produk luar yang masuk ke Indonesia sehingga dapat tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Masyarakat Indonesia pada umumnya telah melakukan pengaturan pada pola pikir mereka bahwa produk asal luar negeri selalu atau bahkan selamanya akan memiliki kualitas yang lebih bagus dibandingkan produk dalam negeri. Dan karena kecintaan mereka terhadap produk luar negeri, mereka rela merogoh saku dalam-dalam untuk sebuah produk luar negeri. Hal tersebut bertolak belakang dengan produk dalam negeri yang memiliki image buruk bahkan sangat buruk di mata konsumen masyarakat Jangankan untuk merogoh saku dalam-dalam, merogoh di permukaan saku pun sepertinya masyarakat enggan kalau uang itu hanya untuk membeli sebuah barang produksi dalam negeri. Tidak sedikit dari mereka yang bahkan berpikir bahwa membeli barang produksi dalam negeri sama saja dengan membuang uang. Ada beberapa alasan yang menjadi faktor utama masyarakat Indonesia lebih memlilih produk luar negeri. Sebagian dari mereka berasumsi bahwa produk luar negeri memiliki kualitas yang lebih bagus. Mungkin pengibaratan kualitas produk luar negeri dan produk dalam negeri bagaikan langit dan bumi. Sangat signifikan! Sebagian lagi berdalih bahwa produk luar negeri itu lebih elit dan berkelas yang diukur dari segi kualitas atau mungkin juga dari negara asal produk tersebut. Tidak sedikit yang beranggapan bahwa produk yang berasal dari negara-negara di Eropa lebih berkelas dibanding produk yang berasal dari negara-negara di kawasan Asia. Menurut para pecandu produk luar negeri, yang membuat produk dalam negeri terpuruk adalah tidak sebandingnya harga dengan kualitas produk dalam negeri. Alasan mereka bahwa produk dalam negeri memiliki kualitas rendah tetapi dipatok dengan harga yang cukup tinggi. Berbeda dengan produk luar negeri yang mereka anggap sebanding antara kualitas dan harganya. Walaupun memiliki harga yang relatif lebih mahal, tetapi mereka tidak segan mengorbankan uang yang lebih banyak untuk barang tersebut. Sebenarnya banyak alasan yang seharusnya membuat masyarakat Indonesia lebih memilih produk dalam negeri. Pertama, membeli produk dalam negeri secara langsung dan tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan para pekerja lokal. Mengapa? Karena semakin banyak permintaan akan produk dalam negeri akan semakin meningkatkan beban pekerja dan itu berarti akan meningkatkan pula upah yang mereka terima. Kedua, membeli produk dalam negeri dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran. Apabila permintaan produk dalam negeri meningkat, maka untuk memenuhi pertambahan jumlah permintaan, produsen kemungkinan akan menambah jumlah pekerjanya. Dengan kata lain kembali terbuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat yang masih menganggur. Ketiga, membeli produk dalam negeri berarti meningkatkan pendapatan negara. Alasan terakhir adalah dengan membeli produk dalam negeri akan menentukan jati diri bangsa. Hal itu merupakan salah satu wujud cinta kita kepada Indonesia, sebagai warga negara yang baik. Mungkin banyak yang tidak mengetahui bahwa tidak semua produk dalam negeri memiliki kualitas yang lebih rendah, misalnya buah-buahan. Sebenarnya membeli buah lokal itu memberikan lebih banyak manfaat. Cita rasa buah lokal yang lebih enak dan nutrisinya lebih optimal karena dijual dalam keadaan segar. Harganya pun lebih terjangkau. Selain itu kita ikut mencegah pemanasan global karena mengurangi jumlah pemakaian kapal kargo yang mengangkut buah-buahan impor dan tentu saja kualitas buah lokal lebih baik. Banyak pula yang akan tercengang ketika mereka mengetahui bahwa banyak perusahaan barang-barang berlabel luar negeri menggunakan jasa orang Indonesia untuk membuat produk mereka. Seperti tas dan sepatu, banyak orang Indonesia yang bekerja sama dengan produsen luar negeri. Mereka membuat sepatu atau tas kemudian dikirimkan ke luar negeri, lalu di sana diberikan label dan dijual kembali kepada konsumen yang kemungkinan orang Indonesia dengan “judul” barang produksi luar negeri. Padahal barang tersebut dibuat di Indonesia. Artinya barang buatan orang Indonesia tidak selamanya berkelas rendah. Produsen luar negeri saja mengakui kualitas barang buatan orang Indonesia, mengapa kita sendiri yang notabene masyarakat Indonesia sepertinya berat untuk mengakui kelebihan itu? Gengsikah? Tidak banyak pula dari masyarakat kita yang menyadari betapa bangsa ini telah kecanduan produk luar negeri. Saat ini barang-barang kebutuan sehari-hari mulai dari makanan, minuman, pakaian, barang elektronik, alat tulis-menulis, sampai korek api pun merupakan barang impor. Apalagi setelah diberlakukannya sistem perdagangan bebas. Produsen dalam negeri seakan tertimbun oleh barang impor hingga tak mampu lagi berproduksi karena kalah bersaing dengan produk luar negeri. Lihatlah yang terjadi pada Korea Selatan yang 40-an tahun lalu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Indonesia. Tapi sekarang level’ mereka bahkan berada jauh di atas Indonesia. Mereka mampu menjadi produsen barang raksasa yang cukup berpengaruh di Asia. Hal itu tentu saja tidak terlepas dari peranan masyarakat Korea Selatan sendiri. Mereka lebih bangga dan meras lebih elit bila menggunakan produk buatan negara mereka sendiri. Hal yang sama juga terjadi pada Jepang. Negara yang terpuruk, bahkan dapat dikatakan mati ketika dibombardir oleh tentara sekutu pada tahun 1945. Tahun yang sama ketika Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Masyarakat Jepang hampir anti dengan produk impor. Mereka akan tetap mengonsumsi produk dari negara mereka sendiri walaupun harganya lebih mahal dan kualitas lebih rendah. Tetapi dengan tindakan seperti itu justru membangkitkan semangat produsen dalam negeri untuk memberikan yang lebih baik bagi para konsumen mereka. Hal ini merupakan apresiasi atas kesetiaan mereka untuk tetap menggunakan produk dalam negeri. Sehingga Jepang berhasil melahirkan banyak perusahaan raksasa yang memiliki pengaruh besar di Asia bahkan dunia. Barang-barang mereka yang bermerk Sony, Honda, Suzuki, dan Kawasaki menjadi barang kelas elit di Indonesia. Dan sekarang Jepang muncul sebagai salah satu negara maju di Asia. Bila kedua negara di atas dibandingkan dengan Indonesia, seharusnya ketiga negara berada di level keelitan yang sama. Tapi pada kenyataannya, Indonesia tertinggal jauh di bawah mereka. Khususnya dari segi perdagangan, Indonesia hanya bisa gigit jari’ atas prestasi yang mampu diraih Jepang dan Korea Selatan. Indonesia bahkan menjadi negara yang cukup konsumtif dalam menggunakan barang-barang kedua negara tersebut. Padahal jika Indonesia mau dan berusaha untuk mencari titik cerah seperti ketika Korea Selatan masih berada di masa suram atau ketika Jepang berusaha bangkit dari keterpurukan, pasti bisa. Khususnya dalam menghargai produk hasil karya anak negeri. Korea Selatan dan Jepang bisa seperti sekarang karena masyarakatnya menghargai negara mereka. Mereka mencintai apa yang ada di negara mereka. Mereka bangga berdiri di atas kaki mereka sendiri, dengan menggunakan barang-barang dari negara mereka. Tidak seperti Indonesia yang malah merasa elit dan berkelas ketika menggunakan produk luar negeri. Jangankan bangga, memiliki rasa cinta dan menghargai produk dari negara mereka sendiri tidak. Masyarakat Indonesia terlalu gengsi untuk menggunakan produk dalam negeri. Mereka merasa lebih elit ketika mereka menggunakan sepatu bermerk Adidas atau Puma ketimbang hanya mengalaskan kaki mereka dengan bungkusan kaki berlabel Cibaduyut. Mereka merasa lebih berkelas ketika laptop yang mereka gunakan bergambar Apple ketimbang mereka mengetik dengan Zyrex. Bahkan tidak sedikit dari mereka merasa berlevel lebih tinggi ketika membayar dengan Dollar ketimbang Rupiah. Kapan negara ini bisa maju kalau masyarakatnya saja justru merasa lebih bangga, lebih elit, lebih berkelas, dan berlevel tinggi ketika mereka dibalut produk bermerk luar negeri? Kapan produsen dalam negeri bisa maju dan melakukan revolusi terhadap produk mereka kalau tidak ada yang mau membeli produk mereka? jawaban untuk kedua pertanyaan di atas adalah tidak kan pernah terjadi’, kalau masyarakat Indonesia masih menggantung tinggi gengsinya untuk menggunakan produk dalam negeri. Sebuah negara tidak akan pernah maju ketika masyarakatnya tidak mencintai negara mereka sendiri. Negara kita tidak akan dipandang masyarakat dunia kalau kita sendiri enggan untuk memandang negara kita. Produk dari negara kita tidak akan sama derajatnya dengan produk Korea Selatan dan Jepang apalagi Eropa, kalau kita tidak memulai untuk mencintai produk itu apa adanya. Karena suatu hal yang luar biasa selalu dimulai dengan hal biasa. Dengan bangga dan cinta menggunakan produk Indonesia suatu saat bukan tidak mungkin industri Indonesia akan merangkak naik seperti yang terjadi pada Jepang dan Korea Selatan. Untuk itu, peran pemerintah dalam hal memajukan produk dalam negeri sudah pasti sangatlah penting. Merupakan kewajiban pemerintah untuk mengkampanyekan slogan “cinta produk Indonesia”. Meminta konsumen agar lebih memilih produk buatan dalam negeri dan mendorong pelaku bisnis ritel untuk lebih mengutamakan menjual produk dalam negeri. Namun, jangan sampai itu hanya jargon belaka. Rakyat diminta mencintai produk dalam negeri sementara para pejabat sendiri justru lebih suka menggunakan produk dari luar negeri. Jika pejabat publik, yang seharusnya jadi panutan, justru lebih suka menggunakan produk luar negeri, bagaimana bisa meminta masyarakat mencintai produk negeri sendiri? Demikian pula produsen, jika mereka sendiri lebih mencintai produk luar negeri, bagaimana mungkin mengharapkan konsumen Indonesia mencintai produk buatan mereka? Pemerintah maupun asosiasi pengusaha, harus menerapkan standardisasi produk. Sebelum produk dalam negeri dipasarkan, harus memenuhi standar kualitas tertentu. Standar kualitas produk untuk pasar dalam negeri dengan produk untuk ekspor haruslah sama. Artinya, mereka harus memberi nilai atau penghargaan yang sama bagi konsumen di tanah air dengan konsumen di luar negeri. Jangan karena hanya untuk kebutuhan lokal, lantas menganggap remeh soal kualitas. Seolah-olah kualitas pas-pasan sudah cukup untuk konsumen lokal. Hal ini merupakan sebuah kekeliruan yang sangat besar. Apalagi di era pasar bebas, produk dari berbagai belahan dunia sudah membanjiri negeri kita sehingga konsumen memiliki banyak pilihan. Produsen nasional harus bisa bersaing dengan menghasilkan produk berkualitas bagus, inovatif, dan harga bersaing. Sehingga masyarakat tidak merasa seolah-olah dipaksa membeli produk dalam negeri atau bahkan dianggap “berdosa” karena tidak mencintai produk dalam negeri. Sebab, tak ada yang mau dirugikan dengan membeli produk berkualitas rendah. Konsumen Indonesia juga perlu dilibatkan atau diberi kesempatan ikut berpartisipasi dalam menilai produk dalam negeri. Konsumen akan loyal terhadap produk dalam negeri bila mereka merasa produk itu benar-benar sesuai dengan kebutuhan mereka dari segi kualitas, harga, dan inovasi. Supaya pasar kita yang sangat besar ini tidak justru lebih dinikmati para produsen dari luar negeri. Masyarakat juga dinilai kurang bangga untuk menggunakan barang buatan anak negeri. Mereka beralasan bahwa dengan menggunakan produk luar negeri akan membuat mereka terlihat lebih elit, berkelas serta memiliki gengsi tersendiri. Selain itu, mereka juga menganggap bahwa produk dalam negeri memiliki kualitas yang tidak sebanding dengan harga yang dipatok oleh produsen. Untuk itu, kami perlu memberikan masukan 1. Bagi Pemerintah, Pemerintah adalah panutan rakyat, jika pemerintah meminta sesuatu kepada rakyat untuk menjalankannya seharusnya pemerintah pun telah melaksanakannya Pemerintah hrus sigap dalam mematenkan produk-produk lokal sehingga tidak diserobot’ negara lain 2. Bagi Produsen Lokal, Produsen lokal hendaknya tidak menganaktirikan’ konsumen dalam negeri dengan cara hanya menjual barang-barang berkualitas rendah Produsen lokal juga harus jeli melihat pasar, jangan menetapkan harga yang tidak sesuai dengan mutu produk yang dihasilkannya 3. Bagi masyarakat, Tidak selayaknya masyarakat berfikiran bahwa produksi dalam negeri kalah saing dengan produk impor Kebanggaan menggunakan produk dalam negeri sekecil apapun itu merupakan implementasi rasa cinta tanah air. Maka berbanggalah ketika menggunakan produk dalam negeri Mari kita mulai mencintai produk dalam negeri sekecil apapun itu karena langkah-langkah kecil itulah yang nantinya akan menjadi langkah besar. Humas Kowani Create Comment
Berikutlima alasan mengapa kita harus cinta produk Indonesia. 1. Meningkatkan Perekonomian dan Pendapatan Negara. Memutuskan untuk membeli dan menggunakan produk lokal Indonesia berarti telah membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan meningkatnya omzet penjualan para pengusaha dalam negeri, maka secara otomatis akan menambah
- Produk dalam negeri berarti semua hasil produksi, baik barang atau jasa, yang asalnya dari negara kita. Sementara itu, budaya dalam negeri berarti segala kebudayaan yang ada di negeri sendiri. Lantas, bagaimana cara menghargai produk dan budaya dalam negeri? Semaraknya globalisasi membuat produk apapun bisa beredar di dunia internasional. Oleh sebab itu, keberadaan produk-produk dalam negeri mesti dipertahankan agar tidak hilang eksistensinya. Lebih dari itu, budaya dalam negeri juga akan mengalami hal yang sama. Tidak heran, sekarang kita bisa menemukan budaya negeri-negeri benua lain hanya dengan menggunakan koneksi internet. Poin di atas bukan mengacu pada globalisasi yang menawarkan redupnya produk dan budaya dalam negeri. Akan tetapi, lebih mencari cara agar kedua aspek dalam negeri tersebut bertahan atau ikut berkembang. Cara Menghargai Produk dan Budaya Dalam Negeri Berdasarkan pengertian di KBBI Daring, produk adalah hasil dari suatu kerja. Hasil pekerjaan ini dapat berbentuk barang maupun jasa. Jika mengacu pada konsep “dalam negeri”, berarti barang dan jasa tersebut dihasilkan oleh orang-orang dari negara pembeli atau konsumennya. Lebih lanjut dari itu, produk-produk dalam negeri Indonesia mengartikan bahwa orang Indonesia yang membuatnya. Kendati didefinisikan berbeda, namun nyatanya kebudayaan juga berperan dalam menghasilkan produk tertentu. Seperti yang kita tahu, Indonesia terdiri dari negara kepulauan dengan banyak keunikan budayanya. Bahkan, produk hasil dari kebudayaan masing-masing daerahnya pun terkadang berbeda satu sama lain. Untuk mempertahankan eksistensi produk ini di negara dan juga dunia internasional, seseorang dapat melakukan beberapa cara. Langkah pertama untuk menghargai produk dan budaya dalam negeri adalah mempelajarinya terlebih dahulu. Upaya mengenali ini dirasa perlu lantaran produk atau budaya merupakan suatu yang khas yang hanya dimiliki oleh suatu bangsa, suku, atau orang di lingkup tertentu. Zaim Uchrowi dan Ruslinawati dalam PPKn 2021, hlm. 101 menyebutkan bahwa upaya memajukan lingkungan bisa dijalankan dengan cara memperbanyak penjualan produk lokalnya. Setelah tahu tentang pentingnya produk dalam negeri demi kemajuan suatu daerah, maka eksekusi penyebaran pun bisa diperluas. Sebut misalnya ada kerajinan tangan di beberapa daerah Indonesia, kain batik, patung, ukiran, dan berbagai macam produk lainnya. Untuk menghargai produk dalam negeri ini, Anda dapat membeli sebagai bentuk apresiasi dan menggunakannya dalam kehidupan jika bisa dipakai/bukan hiasan. Selain itu, Anda juga bisa memasarkannya ke dunia global jika memiliki akses. Dengan memanfaatkan bantuan teknologi, pengenalan budaya dan produk dalam negeri ke orang-orang luar negara tersebut bisa dilakukan. Berikut ringkasan cara menghargai produk dan budaya dalam negeri jika disajikan lewat daftar. Mencari tahu pengetahuan tentang produk atau budaya negeri Membeli produk dalam negeri Menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari Membantu menyebarluaskan budaya Membantu menyebarluaskan skala penjualan produk dalam negeri Baca juga Bagaimana Sikap dan Cara Menghargai Budaya Lokal? Wamenkeu Yakin Produk Dalam Negeri Sumber Pertumbuhan Ekonomi - Pendidikan Kontributor Yuda PrinadaPenulis Yuda PrinadaEditor Dhita Koesno
Makadengan membeli produk dalam negeri, sama saja kita turut memangkas penggunaan plastik sehingga turut menjaga kelestarian lingkungan. Hal tersebut bisa terjadi karena ketika membeli barang-barang lokal, kebanyakan kita akan membawa tas sendiri dibandingkan harus menggunakan plastik kemasan. Tidak peduli apapun yang kita cari di pasar.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Alangkah banyak alasan untuk mencintai produksi dalam negeri dan sudah merupakan keharusan bagi warga negara untuk mencintai produk-produk dalam negeri sehingga produk dalam negeri bisa bersaing di kancah internasional. Namun, sebagian masyarakat Indonesia sering merasa lebih berkelas ketika memakai produk berlabel luar negeri. Pemerintah juga sudah menyerukan untuk selalu mencintai produk dalam negeri namun masih saja kesadaran masyarakat yang harus dihadapi saat ini yaitu ancaman. Begitu banyak aset negara berupa budaya dan produk lokal yang siap bersaing dalam sektor industri. Lantas masihkah tagline "Cinta Produksi Dalam Negeri" ada disanubari generasi terkini?.Kualitas produsen yang rendah akan berakibat pada rendah mutu atau kualitas produk barang maupun jasa yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena belum maksimal penerapan sebuah teknologi dalam proses produksi. Kebanyakan masyarakat hanya mengandalkan pengalaman saja tanpa diiringi penguasaan konsep dan teknologi yang membuat tidak maksimal proses produksi. Permasalahan selanjutnya dalam menjalankan proses produksi, pelaku usaha di tanah air selalu dibayangi masalah finansial atau pendanaan proses produksi. Padahal, untuk menyelesaikan masalah ini, Pemerintah telah memberi bantuan dengan mengucurkan dana usaha bagi pelaku usaha kecil dan menengah. Namun, apakah bantuan-bantuan yang ditujukan kepada kalangan pengusaha kecil dan menengah itu sudah termanfaatkan dengan maksimal?. Jika tidak, secara tidak langsung keadaan ini mengganggu proses produksi yang membuat produsen lebih memilih untuk menekan biaya produksi hingga seminimal mungkin. Dua permasalahan klasik diatas merupakan sebagian kecil dari hambatan-hambatan yang membuat produk-produk dalam negeri menjadi lebih rendah mutunya jika dibanding dengan produk-produk yang diproduksi negara-negara maju. Hal ini tentu menjadi ancaman serius bagi pelaku usaha nasional karena kita telah memasuki era ekonomi kreatfi di tahun 2018. Lalu, di tahun 2020 nanti diharapkan barang-barang produksi anak bangsa mampu menyaingi produk luar yang masuk ke Indonesia sehingga produk dalam negeri tetap menjadi tuan rumah di negeri pertanyaan pun timbul dalam benak ku. Mengapa sih kita perlu mencintai produk dalam negeri? Apa sih manfaatnya buat kita?. Semua pertanyaan tersebut terjawab dalam nangkring hari ini di Crematology Caf, Jakarta Selatan. Apalagi tema yang dibicarakan tentang Budayakan Cinta Produk Dalam Negeri, Berdayakan Pelaku Industri Dalam pembicara yang hadir begitu kompeten, ada Haris Munandar Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Akhyari Hananto Founder & Editor in Chief Good News From Indonesia, dan Iwet Ramadhan Founder TIK, Jakarta Creative Hub, dan Penyiar Radio. Mereka menjelaskan secara gamblang bahwa fenomena yang terjadi yaitu konsumen Indonesia lebih senang membeli barang-barang impor sehingga yang akan memetik manfaat terbesar adalah produsen barang di luar negeri. Uang konsumen justru mengalir ke luar tanpa ada manfaat ekonomi ke dalam jika kita telusuri lebih lanjut, ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh ketika kita sudah mencintai produk Indonesia, diantaranya 1. Produksi dalam negeri meningkat2. Menambah besar skala usaha dalam negeri3. Menambah jumlah investasi di Indonesia 1 2 3 Lihat Money Selengkapnya
Kewajibanini berlaku bila Pasal 66 ayat (2) terpenuhi, yaitu : Kewajiban penggunaan produk dalam negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila terdapat produk dalam negeri yang memiliki penjumlahan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) ditambah nilai Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) paling sedikit 40% (empat puluh persen).
Upaya Masyarakat Dalam Mencintai Produk Dalam Negeri, Materi Kelas 6 SD Tema 4 - Kids, sebelumnya kita telah membahas tentang apa arti mencintai produk dalam negeri yang harus diwujudkan oleh anak bangsa. Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan bahas tentang apa upaya masyarakat dalam mencintai produk dalam negeri pada materi kelas 6 SD tema 4. Mencintai produk dalam negeri merupakan salah satu perwujudan sikap cinta Tanah Air. Baca Juga Pengertian dan Tujuan Mengisi Formulir, Materi Kelas 6 SD Tema 5 Cinta Tanah Air merupakan suatu perasaan kebanggaan dari warga negara yang bersedia berkorban, mengabdi, memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Produk dalam negeri juga kini telah bersaing dengan produk-produk luar negeri yang membuat kita semakin bangga. Lantas, apa saja upaya masayarakat dalam mencintai produk dalam negeri? Upaya Masyarakat Dalam Mencintai Produk Dalam Negeri Pxhere Upaya Masyarakat Dalam Mencintai Produk Dalam Negeri, Materi Kelas 6 SD Tema 4 1. Membeli dan menggunakan produk dalam negeri. 2. Membuat poster berupa ajakan untuk mencintai produk dalam negeri. 3. Menulis blog di internet dan membahas tentang kualitas produk-produk lokal. 4. Bantu memasarkan dan membagikan produk lokal di media sosial. 5. Memberikan penghargaan kepada pelaku ekonomi industri kreatif agar masyarakat lebih tahu tentang produk-produk buatan lokal. 6. Mengajak teman dan sahabat untuk belanja produk lokal. 7. Mencari informasi sebanyak mungkin tentang barang kebutuhan sehari-hari buatan dalam negeri. Baca Juga Kelas 6 SD Tema 4 Pengertian Energi Alternatif dan Contohnya Contoh Soal dan Jawaban 1. Sebutkan 3 upaya masyarakan dalam mencintai produk dalam negeri! Jawaban Membeli dan menggunakan produk dalam negeri, membantu memasarkan produk lokal lewat media sosial dan mengajak teman/sahabat untuk membeli produk buatan dalam negeri. 2. Mengapa kita harus mencintai produk lokal? Jawaban Karena mencintai produk lokal merupakan salah satu perwujudan rasa cinta Tanah Air demi menjaga, melestarikan dan juga memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. 3. Sebutkan apa saja contoh barang-barang buatan dalam negeri? Jawaban Adapun barang-barang dalam negeri yang bisa kita beli dan gunakan adalah batik, anyaman, kerajinan tas, pakaian dan masih banyak lagi. Nah, itulah penjelasan tentang upaya masyarakat dalam mencintai produk dalam negeri yang ada di materi kelas 6 SD tema 4. Baca Juga Materi Kelas 6 SD Tema 4 Fungsi, Ciri-Ciri dan Macam Brosur - Ayo kunjungi dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani dunia pelajaran anak Indonesia. Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
bagaimanaperasaanmu saat menggunakan produk dalam negri? . Question from @arfinafina525 - Biologi. Search. Articles Register ; Sign In . arfinafina525 @arfinafina525. Karna bisa memakai produk dalam negeri daripada produk luar negeri. SEMOGA BERMANFAAT. maaf kalau salah:) 0 votes Thanks 0.
Pernahkah terbesit di pikiran Anda, mengapa kita harus cinta produk dalam negeri? Jika kita merujuk pada sejarah, jargon ini sudah ada dari zaman kepresidenan Ir. Soekarno, tepatnya setelah kemerdekaan setelah 77 tahun merdeka, sudah banyak para pegiat usaha lokal yang menunjukkan produknya. Bahkan beberapa dari mereka ada yang bisa menjualnya ke apa manfaat kita mencintai produk dalam negeri? Temukan jawabannya melalui pembahasan Mencintai Produk dalam NegeriAlasan utama mengapa kita harus cinta produk dalam negeri adalah tentu saja untuk mendukung usaha lokal. Selain itu, beberapa manfaat yang akan diperoleh dengan mencintai produk Indonesia di antaranya sebagai Membantu Perekonomian NegaraManfaat mencintai produk dalam negeri yang pertama adalah turut membantu perekonomian hanya menambah omset para penjual, namun pendapatan dan devisa negara pun akan ikut bertambah setiap kali kita membeli produk buatan dalam Mendukung dan Mengembangkan Usaha LokalAlasan mengapa kita harus cinta produk dalam negeri selanjutnya yaitu karena usaha lokal atau UMKM akan semakin berkembang dan dikenal luas oleh Anda membeli produk lokal, artinya Anda ikut membantu mereka untuk terus berkembang, berinovasi, dan menghasilkan produk lebih banyak Membuka Lapangan KerjaDengan menggunakan produk dalam negeri, maka akan semakin banyak lapangan kerja yang terbuka. Hal tersebut dikarenakan pemilik usaha lokal akan mencari tenaga kerja Indonesia untuk membuat produk angka kemiskinan di dalam negeri menurun sebab banyak orang bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Ini menjadi alasan mengapa kita harus cinta produk dalam Harga Murah Namun Kualitas BagusAlasan lain mengapa kita harus cinta produk dalam negeri ialah karena harga produk lokal memang tergolong murah jika dibandingkan dengan produk luar negeri. Namun, hal tersebut bukan berarti kualitas yang ditawarkan banyak produk buatan anak bangsa yang berkualitas bagus bahkan sampai menarik perhatian pembeli dari Membuat Produk Lokal Semakin Terkenal dan Mampu Bersaing di Pasar InternasionalKetika produsen lokal mendapatkan banyak pesanan, artinya usaha mereka sudah mulai dikenal banyak orang. Dengan kualitas yang baik, produk dalam negeri dapat bersaing di pasar internasional. Bertambah lagi alasan mengapa kita harus cinta produk dalam Jumlah Investasi MeningkatManfaat mencintai produk dalam negeri yang terakhir sebenarnya masih berkaitan dengan poin di produk lokal terus berkembang hingga ke mancanegara, hal ini bisa menjadi ladang bagi para investor untuk menanamkan modalnya. Sehingga usaha lokal akan terus semakin berkembang dan dapat dikenal oleh seluruh juga 12+ Cara Memulai Usaha Thrift Shop Dengan Modal Rp 1juta!Bagaimana Cara Kita Mencintai Produk Dalam Negeri?Setelah menyimak beragam alasan pentingnya mencintai produk dalam negeri di atas, lantas apa tindakan yang harus kita lakukan? Berikut beberapa di Membeli Produk Dalam Negeri Ketika BerbelanjaSalah satu contoh tindakan cinta produk dalam negeri adalah dengan memasukkan produk lokal ke daftar belanjaan Anda, baik itu kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier. Dengan demikian artinya Anda turut memberikan kontribusi untuk usaha Anda membeli sayur, buah, atau bahan makanan lainnya yang diproduksi oleh petani lokal. Atau Anda juga bisa membeli pakaian, sepatu, tas, dan fashion item lainnya dari brand-brand Mengajak Orang Terdekat Menggunakan Produk Dalam NegeriSatu orang dapat menggerakkan banyak orang. Artinya, selain memulai dari diri sendiri, Anda juga bisa mengajak sahabat, tetangga, atau keluarga untuk membeli dan menggunakan produk dalam negeri. Dengan begitu, Anda juga ikut membantu mempromosikan produk dalam negeri ke banyak langkah awal, Anda dapat memberikan produk sampel untuk meyakinkan mereka bahwa produk anak bangsa juga memiliki kualitas yang tak kalah dengan produk luar Bergabung dalam KomunitasContoh tindakan cinta produk dalam negeri juga dapat diwujudkan dengan bergabung komunitas, misalnya komunitas pecinta batik, komunitas pecinta kuliner Indonesia, dan komunitas tersebut, Anda bisa saling bertukar cerita, pengalaman, bahkan berbagi informasi mengenai produk lokal terbaru yang sedang tren. Manfaat lain bergabung komunitas adalah Anda juga dapat melakukan promosi secara Membantu Promosi di Media SosialSatu lagi cara yang bisa Anda lakukan untuk mencintai produk dalam negeri adalah dengan membantu promosi. Saat ini sosial media menjadi alat promosi paling efektif. Anda bisa memulainya dari aplikasi membantu promosi, usaha lokal akan semakin dikenal oleh masyarakat luas sehingga dapat mendatangkan pelanggan dengan mempromosikan di feed atau story lalu mention akun usaha lokal tersebut. Anda juga bisa membantu promosi dengan memberikan review terbaik dan mengajak followers Anda untuk menggunakan produk juga Pengertian Industri Kecil, Ciri-ciri, dan ContohnyaNah, dari penjelasan di atas, tentu Anda sudah paham alasan mengapa kita harus cinta produk dalam negeri. Jika bukan kita sendiri sebagai warga negara Indonesia yang memulai, lalu siapa lagi?Dengan mencintai produk dalam negeri, artinya kita sudah memberikan sumbangsih untuk memajukan industri lokal dan turut mensejahterakan kehidupan Anda membutuhkan seseorang untuk membuatkan strategi promosi? Anda bisa menaruh info lokernya di KitaLulus. Sebagai salah satu komunitas pencari kerja terbesar, KitaLulus sudah beroperasi di Jabodetabek, Bandung, Gowa, Makassar, Medan, Semarang, dan dengan mendaftarkan diri di aplikasi dan Anda sudah bisa memasang iklan lowongan kerja secara gratis. Kemudian, dapatkan karyawan berpotensi dan terbaik di bidangnya dalam hitungan hari bersama KitaLulus!
. 398 289 155 113 29 394 454 250
bagaimana perasaanmu saat menggunakan produk dalam negeri